selamat datang

Selamat Datang ! Suatu kehormatan bagi saya atas kunjungan ini.

Minggu, 09 Mei 2010


STRUKTUR SOSIAL, KEBUDAYAAN, DAN PENDIDIKAN


Struktur social masyarakat dan kebudayaan adalah satu konteks, suatu lingkungan. Calon pendidi profesional perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat tempat tugas tersebut dikerjakan. Masyarakan dengan kebudayaan menjelaskan citra orsng tentang ciri_ciri kepribadian yang diinginkan dan diupayakan realisasinya.

Masyarakat Indonesia sangat heterogen secara sosiokultural. Aneka ragam persepsi pengamatan masyarakat indonesia siungkapkan oleh (alm)Dr. Harsya W. Bachtiar

1) persaingan antara modernitas dan konservatif tradisional, 2) pertentangan kaum santri dan iIslam abangan, 3) masyarakat Indonesia pad asarnya bersikap raman tapi dingin, 4) dominasi kebudayaan jawa, dan 5)kebudayaan asli yang harmonis sedang terancam unsur-unsur asimg yang lebih kuat.

Setiap orang pada dasarnya suatu kesatuan bio-psiko-sosio-kultural. Kesatuan bio-psikologik hany dapat berkembang dalam konteks sosio-kultural.konteks dan perlengkapan sosio-kultural merupakan anugerah semacam insting, Oleh sebab itu pemahaman fenomena sosio-kultural sangat penting untuk memahami proses pendidikan.

Salah satu cara memperoleh informasi sosio-kultural adalah mempelajari hasil kajian sosiologi dan antropologi umum dan sosoilogi –antropologi pendidikan khususnya. Kajian sosiologi mempunyai 2 tingkatan, kajian mikro yang memusatkan pada diri individu, dan kajian makro yang menekankan pada keseluuhan masyarakat. Menurut Smelser(1984:4-6) ada tingkatann makro inilah konsep struktur sosial didekati dengan 5 komponen(dimensi)

  1. dimensi demografik

melihat fenomena sosial terdiri atas pengelompokan menurut pola kelahiran, kematia, migrasi, dan lain-lain.

  1. dimensi psikologik

melihat makna pribadi yang terlibat menyangkut berfikir, motivasi, reeaksiemosional, dan lain-lain.

  1. dimensi kolektif

membantu memahami perilaku sperti distribusi kekuasan dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama.

  1. dimensi hubungan

kajian tentang hubungan sosial.

  1. dimensi kultural

mengkaji masyarakat secara utuh meliputi aturan, sistem nilai, yang mengatur hubungan satu dengan yang lain.

Konsentrasi penggunaan dimensi tertentu dipilh berdasarkan relevansinya dengan kajian sosiologik yang dikerjakan. Yang penting permasalahan yang dibicarakan perlu dipahami atas dimensi-dimensi yang ada agar dapat mengambil solusi yang tepat.

A. Memahami Struktur Sosial Masyarakat

Masyarakat terdiri atas komponen-komponen seperti individu, keluarga, dan bebagai pengelompokan sosial yang sangat banyak jumlahnya. Interaksi sosial sering dijelaskan sebagai aksi sosial. Aksi sosial adalah tingkatan seseorang yang dipengaruhi oleh kehadiran orang lain secara fisik, imaginatif, atau implikasinya. Interaksi sosial sering juga di sebut komunikasi. Tanpa interaksi sosial pribadi, kelompok, masyarakat, dan budaya tidak akan bertahan.

Kelangsunagn hidup bersama menjadi komponen penting bagi kelangsungan masyarakat dan lomponen-komponen penyusunanya. Ada 3 kondisi prasyarat minimum yang harus dimiliki dmi mempertahankan keberadaan suatu masyarakat. 10 adaptasi dengan lingkungan luar, 2) adaptasi dengn problem biososial, 3) adaptasi dengan kondisi kehidupan bersama.

Kajian tentang kepribadian semula dilihat dari hal-hal budaya,sedangkan kajian dari segi struktur sosial relatif langka. Struktur sosial oleh Hoose (House 1981:539) diberikan arti adanya pola-pola perilaku interaksi sosial.

Kajian tentang kaitan struktur sosial dengan pendidikan sqangat penting untuk memahami masing-masing komponen maupun dampak satu dengan yang lain. Sosiologi memandang manusia sebagai manusia sosial yang lahir sebagai makhluk biososial dan berkembang melalui belajar sosial.

Ada 3 tipe orang yaitu, orang yang perilakunya dikendalikan dari luar diri mereka, orang yang perilakunya dikendalikan oleh kekuatan dalam diri mereka, dan orang yang perilakunya diarahkan oleh kekuatan orang se jaman mereka.

Kaitan antara strktur sosial dan perkembangan kepribadian telah dikaji oleh Melvin Kohn dan kawan-kawan. Dalam kajiannya, mereka yang berada di kelas sosial atas cenderung mengembankan kepribadian dengan sistem nilai pengarahan diri sendiri, sedangkan mereka yang berada di kelas sosial bawah cenderung menegmbangkan berdasarkan nilai konformitas.

B. Aneka Ragan Kebudayaan dan Telaahnya

Budaya Indonesia sedng dalam pengembangan di tengah-tengah budaya etnik yang hidup bersama budaya dunia. Harsya bachtiar memberikan gambaran budaya Indonesia ada 4 jenis. 1) sistem budaya etnik pribumi, 2) sistem budaya agama, 3) sistem budaya Indonesia, 4) sistem budaya majemuk.

Sistem budaya asing sekuler terus kontak dengan sistem budaya yang ada. Sedikit banyak itu akan mmbawa dampak baik positif maupun negatif.

C. Memahami Kaitan Antara Kebudayaan dan Kepribadian

Pendidikan adalah suatu proses pewarisan nilai-nilai kebudayaan. Kebudayaan itu diciptakan manusia dan diwariskan melalui belajar/pengalaman terhadap generasi berikutnya. Menurut C Geertz (1973:44-45), kebudayaan sebagai seperangkat sistem kontrol untuk mengatur perilaku individu warga masyarakat. Program kebudayaan, setiap individu akan kacau dan tidak menentu. Tanpa budaya, perilaku orang tak terkendali. Manusia dibentuk oleh kebudayaan trtentu bukan kebudayaan pad umumnya..

Poses dan isi pendidikan akan membentuk kepribadian yang tumbuh dan pribadi-pribadi budaya iilah yang akan jadi pewaris dan penerus budaya bersangkutan. Gilin memadukan pandangan behaviorisma dan psikoanalisis dan secara ringkas adalah

  1. kebudayaan menjadi kondidi belajar
  2. kebudayaa memiliki dya dorong
  3. kebudayaan memiliki sistem ganjaran terhadap apa yang diperbuat
  4. adanya pengulangan pola perilaku tertentu dalam kebudayaan.

Perkembangan pibadi ditempatkan dalam habitat ekologo-kultural. Ekologi dlasm hal ini diberikan arti sebagai lingkungan fisik. Fungsi lingkungan berupa ruang kehidupan adalah tempat individu belajar dan pengalaman yang dimiliki berfungsi sebagai pemicu respon individu terhadap rangsangan kehidupan.

Ada 2 aspek budaya yaitu lembaga-lembaga primer dan lembag-lembaga sekunder. Lembaga primer terdiri tas struktus sosio-ekonomik dan praktek pengasuhan anak yang mempengaruhi proses kepribadian. Lembaga sekunder terdiri atas agama, seni, cerita rakyat, dan media ekspresi lainnya. Faktor lingkungan yasng menentukan kepribadian kelompok dibedakan jadi 1) sistem pemeliharaan, 2) pelatihan atao sosialisasi anak.

Le Vine mengelompokkan sejumlah teori tentang hubungan antara kebudayaan dan kepriabdian.

  1. posisi kepribadian antikebudayaan
  2. posisi reduksionis
  3. posisi kepribadian adalah kebudayaan
  4. posisi probadi sebagai mediator kebudayaan
  5. posisi yang melihat keduanya sebagai sistem

D. Memikirkan Kembali Pendidikan Dalam Kemajemukn Budaya

Pola sistem pendidikn nasional kita menganut kebijakan budaya induk, yaitu budaya nasional.sesungguhnya konsep kebudayaan nasional masih diperdebatkan. Secara garis besar, menghdapi kondisi masyatakat budaya majemuk, kebijakan tentang kehisupan kebudayaan dan sistem pendidikan untuk itu ada 3 kelompok besar.

  1. memberi kesempatan seluas-luasnya bagi kebudayaan untuk berkembang
  2. model budaya induk
  3. model pendidikan budaya majemuk

kondisi yang ada adalah

  1. model pertama ditinggalkan sebab yang kuat menekan yang lemah
  2. model kedua ternyata melemahkan semua di luar induk
  3. model ketiga diminati sebagai solusi samar-samar

model pendidikan budaya majemuk hanya dapat berjalan sdi tingkat informal dan di tingkat bawah pendidikan formal.

Sleeter dan Grant membuat pengelompokan hirarki pendidikan dalam kemajemukan budaya

  1. suatu kebijakan yang memberikan fokus terhadp kelompok kebudayaan.
  2. menekankan perlunya hubungan manusiawi dengan berbagai upaya mendorong berkembangnya sikp positif siswa terhadp kebudayaan lain.
  3. melakukan kajian tunggal.
  4. pendidikan budaya majemuk dengan tekanan pada persamaan struktural sosial.

Senin, 03 Mei 2010

BINGUNG

NANANANANANANANANANANANANANANA



H
E
H
E
H
E
H
E
H
E
H
E
H
E
H
E
H
E